Sistem Numerasi Romawi (± 100 SM)

Selamat Datang di Blog Edukasionesia. Berikut ini akan postingan kami yang mengenai Sistem Numerasi Romawi (± 100 SM). Semoga Bermanfaat, Ayo silakan dibaca dengan saksama.
Assallamualaikum, sahabat rif. Telah kita ketahui bahwa sistem numerasi yang di gunakan romawi masih di pergunakan pada zaman ini. Untuk lebih mengetahui mengenai Sistem Numerasi Romawi, simak artikel di bawah ini.!


Sistem numerasi Romawi berkembang sekitar permulaan tahun 100 SM. Sampai saat ini, lambang bilangan Romawi masih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Lambang bilangan yang digunakan dalam sistem Romawi sebagai berikut (Abdussakir, 2009:50-51). 
Angka Romawi

Peradaban Matematika Romawi merupakan kebalikan dari Peradaban matematika di Yunani artinya masa bergoyangnya Yunani (Sway) merupakan masa berbunganya matematika namun masa Romawi Merupakan masa kerdilnya matematika. Sebagai akibat, tidak hanya geometri tinggi Archimides dan Appolonius, tetapi juga elemen euclid, diabaikan. Dapat disimpulkan Notasi romawi ,dipinjam dari sumber-sumber luar.

Peradaban Romawi lebih mengedepankan ilmu praksis khususnya tentang Aritmatika. Dalam Hal ini ilmu matematika yang menjadi peradaban adalah matematika langsung dalam artian dalam bentuk hasil karya atau penerapan matematika itu sendiri. Sebagai contoh, Penyelesaiaan matematika dalam hal pembayaran bunga dan soal-soal bunga (rente), penyelesaian pembagian harta waris, pembentukan kalender, dll. Geometri terapan sebagai contoh Telah dimilikinya rumus menghitung segitiga, terutama segitiga sama sisi yang rumus aproksimasinya adalah ½ 3/5 a kuadrat.

Untuk menghitung bangsa Romawi kuno menggunakan sabak. Sabak dipakai dengan menggunakan kerikil yang berada diatas dan dibawah garis pemisah ditandai dengan angka Romawi menurut kolom-kolomnya. Setiap kerikildibawah garis dikolom paling kanan dihitung sebagai satuan , dan setiap kerikil di atas garis bernilai lima. Jika hitungannya bernilai 10 , sebuah kerikil dibawa ke sebelah kiri . Tabel dibawah memperlihatkan hitungan sebesar 256.317 domba. 

Sistem numerisasi Romawi yang sekarang ini merupakan modernisasi sistem adisi dari sistemnya yang lama. Sistem ini bukan sistem yang mempunyai nilai tempat, kecuali pada hal-hal tertentu yang sangat terbatas. Sistem ini juga tidak mempunyai nol. Sistem Romawi sudah ada sejak 260 tahun SM. Tetapi sistem Romawi yang seperti sekarang ini belum lama dikembangkannya. 
Misalnya lambang bilangan untuk empat adalah “IV” yang sebelumnya adalah “IIII”. Lambang untuk 50 = L pernah bentuknya ^, û, dan ¯. Lambang 100 = C. 
Pada zaman dahulu kala orang romawi kuno menggunakan penomoran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomeran pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap huruf melangbangkan memiliki arti angka tertentu, yaitu :


Bila lambang sebuah bilangan ditulis dengan dua angka sedangkan angka yang disebelah kanannya mewakili bilangan yang lebih kecil dari angka yang berada di sebelah kirinya, maka arti penulisan lambang bilangan itu adalah jumlahnya. Misalnya angka 4 dalam Romawi IV, I mewakili bilangan yang lebih kecil dari bilangan yang diwakili oleh V. Sedangkan angka I ditulis disebelah kiri dari V, maka arti IV ialah 5 – 1 yang sama dengan 4.

Pada prinsip pengurangan ini, I hanya dapat dikurangkan dari V dan X. X hanya dapat dikurangkan dari L dan C, dan C hanya dapat dikurangkan dari D dan M. Misalnya bilangan “99”, tidak dituliskan sebagai 100 – 1 yaitu dalam Romawi IC, namun dituliskan sebagai 90 + 9 = (100 – 10) + (10 – 1) yaitu XCIX. Sistem numerasi Romawi ini menggunakan dasar sepuluh. Jadi tidak ada tulisan VV untuk melambangkan 10, tetapi harus X. 

Beberapa kekurangan atau kelemahan sistem angka romawi, yakni :
  1. Tidak ada angka nol (0)
  2. Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu
  3. Terbatas untuk bilangan-bilangan kecil saja
Untuk menutupi kekurangan angka romawi pada keterbatasan angka kecil, maka dibuat pengali seribu dari nilai biasa dengan simbol garis strip di atas simbol angka Romawi, (kecuali I).


Dua buah coretan diatas V, X, C atau yang lainnya menunjukkan perkalian dengan sejuta.


Persamaannya dengan sistem numerasi hindu arab adalah sama-sama menggunakan basis sepuluh. Perbedaan dengan sistem numerasi hindu arab adalah:
  1. Sistem numerasi hindu arab menggunakan sistem nilai tempat
  2. Sistem numerasi romawi tidak menggunakan sistem nilai tempat 4 prinsip yang digunakan.