6 Gangguan Sistem Percernaan Pada Manusia

Selamat Datang di Blog Edukasionesia. Berikut ini akan postingan kami yang mengenai 6 Gangguan Sistem Percernaan Pada Manusia. Semoga Bermanfaat, Ayo silakan dibaca dengan saksama.
Sakit gigi, maag, diare, usus buntu dan tifus merupakan penyakit-penyakit yang sering di dengar telinga kita. Penyakit di atas merupakan penyakit yang biasa menyerang organ pencernaan. Apa penyebab penyakit tersebut? Apa yang dapat dilakukan untuk mencegahnya? Apa pengaruhnya penyakit tersebut terhadap tubuh? Bacalah uraian berikut dengan saksama untuk mengerahui jawabannya dibawah ini.


6 Gangguan Sistem Percernaan Pada Manusia


1. Karang Gigi (Dental Caries)

Kita mulai dengan penyakit yang menyerang organ pada mulut kita, yaitu caries gigi. Caries gigi dikenal dengan gejala gigi berlubang. Caries gigi ialah rusaknya email gigi karena asam yang dihasilkan oleh bakteri yang hidup di permukaan gigi. Caries gig dapat terjadi jika kita tidak membersihkan gigi dengan benar. Sisa-sia makanan yang menempel di gigi merupakan sumber makanan bagi bakteri. Akibatnya, bakteri akan melakukan reproduksi dengan cepat. Sisa-sisa makanan akan dicerna oleh bakteri. Proses pencernaan tersebut akan menghasilkan senyawa asam yang dapat merusak email gigi yang menyebabkan pembusukan gigi. Jika pembusukan gigi sudah mencapai pulpa yang merupakan tempat saraf gigi, akan terjadi rasa sakit yang sangat mengganggu.

Pencegahan carie gigi ialah dengan menggosok gigi secara teratur setiap habis makan. Dengan demikian, tidak ada sisa-sisa makanan yang membusuk di permukaan gigi. Jika telah parah, biasanya dokter gigi akan mencabut gigi tersebut.

2. Maag (Tukak Lambung)

Carian lambung yang mengandung asam lambung HCI berguna untuk proses pencernaan tubuh kita. Namun pada saat yang bersamaan, HCI tersebut juga dapat sangat berbahaya bagi tubuh kita. Selubung lendir atau mukus memang melindungi lambung kita dari cairan asam tersebut. Namun, perlindungan yang diberikan oleh mukus terkadang tidak cukup. Akibatnya, asam lambung dapat melukai dinding internal lambung dan menyebabkan gejala yang disebut sakit maag atau tukak lambung. Orang yang menderita penyakit ini akan merasakan ngilu di bagian kiri atas atau bagian atas perut.

Pencegah penyakit maag dapat dilakukan dengan pola makan yang teratur. Penyakit maag yang disebabkan oleh bakteri dapat diatasi dengan pemberian antibiotik. Obat yang dapat mengurangi tingkat keasaman cairan lambung juga dapat membantu untuk mengurangi gejala penyakit ini.

3. Tifus

Tifus ialah penyakit pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Penyakit tersebut disebarkan oleh air, susu dan makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella Typhi. Badan kesehatan dunia, WHO (The World Health Organization), memperkirakan per tahunnya sebanyak 16 juta jiwa terinfeksi oleh penyakit tifus dan menyebabkan sekitar 600.000 mengalami kematian.

Periode inkubasi penyakit tifus sekitar satu sampai tiga minggu. Bakteri berada di dalam usus halus, lalu masuk ke dalam aliran darah. Peristiwa tersebut menyebabkan gejala badan menggigil dan panas tinggi, muncul, muntah-muntah, batuk, diare dan sakit kepala. Penyakit tifus ditangani dengan pemberian antibiotik dan istirahat total. Pencegahan penyakit tersebut ialah dengan menjaga kehigienisan air minum dan makanan.

4. Diare

Diare ialah penyakit pada saluran pencernaan yang ditandai dengan pengeluaran feses dalam bentuk cairan yang disebabkan karena adanya gangguan pada fungsi kolon. Gejala diare biasanya muncul dalam waktu dalam waktu yang sangat singkat, hanya dalam hitungan jam sampai beberapa hari. Gejala diare biasanya diikuti dengan rasa sakit pada rongga perut, demam rendah, mual dan muntah-munrah. Jika diare berlangsung dalam waktu lama, tubuh akan mengalami dehidrasi yang sangat berbahaya bagi tubuh.

Normalnya, usus besar menyerap sebagian besar air ketika sisa-sisa makanan melewatinya. Namun, ketika membran mukus pada usus besar mengalami luka atau peradangan, sisa makanan akan melewati usus besar terlalu cepar sehingga usus besar tidak dapat menyerap air dengan optimal.

Cara penanganan diare ialah dengan istiragat, minum air sebanyak-banyaknya untuk mengganti cairan dan garam yang hilang dan makanan yang lunak. Pencegahan diare ialah dengan pola makan yang sehat, misalnya cuci tangan sebelum makan serta makanan dicuci dan dimasak dengan baik.

5. Sembelit (konstipasi)

Diare muncul akibat sisa-sisa makanan terlalu cepat melewati usus besar sehingga penyerapan air tidak optimal, Sebaliknya, sembelit atau konstipasi terjadi karena sisa-sisa makanan terlalu lambat melewati saluran usus besar sehingga feses menjadi terlalu padat. Akibatnya, feses, sulit keluar karena terlalu keras. Lambatnya gerakan sisa-sisa makanan di usus dapat terjadi akibat gerakan peristaltik usus besar yang terlalu lambat. Sembelit biasanya terjadi akibat kita jarang memakan makanan yang mengandung serat.

Penanganan sembelit ialah dengan memakan obat pelunak feses dan memakan makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan agar-agar. Adapun pencegahannya ialah dengan membiasakan buang air besar tiap hari, banyak minum, banyak memakan yang berserat dan makan secara teratur.

6. Usus Buntu (Apendisitis)

Usus buntu ialah peradangan pada apendiks yang terjadi akibat infeksi. Infeksi tersebut muncul jika makanan masuk ke dalam saluran apendiks. Makanan yang masuk ke apendiks akan sukar untuk dikeluarkan sehingga akan membusuk dan menyebabkan peradangan.

Gejala penyakit usus buntu ialah rasa sakit dan kram di area antara tulang pinggul kanan dan pusar, demam, mual, muntah-muntah, sembelit dan diare. Cara penanganannya ialah dengan operasi pemotongan usus buntu.