Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum

Selamat Datang di Blog Edukasionesia. Berikut ini akan postingan kami yang mengenai Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum. Semoga Bermanfaat, Ayo silakan dibaca dengan saksama.
Kebijakan umum dalam pembangunan kurikulum harus sejalan dengan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional yang dituangkan dalam kebijakan peningkatan angka partisipasi, mutu, relevansi, dan efisieinsi pendidikan. Kebijakan umum dalam pembangunan kurikulum nasional mencakup prinsip-prinsip (Hamalik, 2007: 3-4):
  1. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestika.
  2. Kesamaan memperoleh kesempatan.
  3. Memperkuat identitas nasional.
  4. Menghadapi abad pengetahuan.
  5. Menyongsong tantangan teknologi informasi dan komunikasi.
  6. Mengembangkan keterampilan hidup.
  7. Mengintegrasikan unsur-unsur penting ke dalam kurikulum.
  8. Pendidikan alterantif.
  9. Berpusat pada anak sebagai pembangun pengetahuan.
  10. Pendidikan multikultur.
  11. Penilaian berkelanjutan.
  12. Pendidikan sepanjang hayat.
Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 150-155) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat dua prinsip pengembangan kurikulum, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.

Prinsip Umum
  • Prinsip relevansi. Kurikulum harus memiliki relevansi keluar dan di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
  • Prinsip fleksibilitas. Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk hidup dalam kehidupan pada masa kini dan masa yang akan datang, di berbagai tempat dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu, maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
  • Prinsip kontinuitas. Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
  • Prinsip kepraktisan/efisiensi. Kurikulum mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan memerlukan biaya murah. Kurikulum yang terlalu menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus serta biaya yang mahal merupakan kurikulum yang tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
  • Prinsip efektivitas. Walaupun prinsip kurikulum itu mudah, sederhana, dan murah, keberhasilannya harus diperhatikan secara kuantitas dan kualitas karena pengembangan kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.
Prinsip Khusus
Berkenaan dengan tujuan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, Berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan. Dalam memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
  1. Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pembelajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.
  2. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
  3. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
Berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar. Pemilihan proses belajar-mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
  1. Apakah metode/teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
  2. Apakah metode/teknik-teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
  3. Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
  4. Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegitan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
  5. Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, guru, atau kedua-duanya?
  6. Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
  7. Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada di rumah dan masyarakat.
  8. Untuk menguasai keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan ”learning by doing” selain ”learning by seeing and knowing”.
Berkenaan dengan pemilihan media dan alat pembelajaran. Proses belajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pembelajaran yang tepat.
Berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Penilaian merupakan bagian integral pengajaran, perlu diperhatikan:
  1. Penyusunan alat penilaian (test)
  2. Perencanaan suatu penilaian
  3. Pengolahan hasil penilian.