Sistem Numerasi

Selamat Datang di Blog Edukasionesia. Berikut ini akan postingan kami yang mengenai Sistem Numerasi. Semoga Bermanfaat, Ayo silakan dibaca dengan saksama.
Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/ lambang bilangan.

Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem numerasi yang berbeda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam lambang, tetapi suatu lambang menunjuk hanya pada satu bilangan.

Beberapa sistem numerasi yang dikenal:

1. Sistem Numerasi Mesir Kuno (±3000 SM)
Bersifat aditif, dimana nilai suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan nilai-nilai lambang-lambangnya.

Lambang dan simbol bilangan Mesir


2. Sistem Numerasi Babylonia (±2000 SM)
Pertama kali orang yang mengenal bilangan 0 (nol) adalah Babylonian


3. Sistem Numerasi Yunani Kuno (±600 SM)

Ada 2 macam:
  • S.N. Yunani kuno attic, dilambangkan sederhana, dimana angka satu sampai empat dilambangkan dengan lambang tongkat, misal: 2→ II
  • S.N. Yunani kuno alfabetik, digunakan setelah S.N. Yunani kuno attic,

Orang Yunani menulis sejarah Matematika: 
  • Eudemus (abad SM), anggota sekolah Aristoteles menulis sejarah aritmatika, geometri dan astronomi 
  • Theophrastus (sekitar 372-c 287 SM.) Menulis sebuah sejarah fisika. 
  • Pappus menulis Koleksi Matematika, account matematika klasik dari Euclid ke Ptolemeus 
  • Pappus menulis Keuangan Analisis, koleksi karya-karya Yunani sendiri.
  • Proclus (410-485 AD) menulis Komentar, mengobati Buku I Euclid dan berisi kutipan karena Eudemus 
Sekolah Matematika Yunani:
  • Sekolah Ionia didirikan oleh Thales (c. 643 -. C 546 SM). 
  • Sekolah Pythagoras didirikan oleh Pythagoras pada sekitar 585 
  • Sekolah Eleatic dari kota Italia selatan Elea dipimpin oleh Zeno yang membawa ke permukaan kontradiksi antara diskrit dan kontinu, decomposable dan yg tak dpt dibagi
  • Sekolah Eleatic. Democritus dari Abdera (sekitar 460-370 SM) juga harus disertakan dengan Eleatics
  • Sekolah Sofis (480 SM) itu berpusat di Athena. Penekanan diberikan kepada penalaran abstrak dan tujuan menggunakan alasan untuk memahami alam semesta. 
  • Sekolah Platonis, yang paling terkenal dari semua didirikan oleh Plato (427-327 SM) pada 387 SM di Athena. 
  • Pythagoras pelopor sekolah, Theodorus dari Kirene dan Archytas ari Tarentum, melalui ajaran-ajaran mereka, menghasilkan pengaruh Pythagoras kuat di sekolah Platonis keseluruhan
  • Akademi Plato adalah seperti sebuah universitas modern. Ada alasan, bangunan, siswa, dan program pendidikan formal yang diajarkan oleh Plato dan para pembantunya. Selama periode klasik, matematika dan filsafat yang disukai
  • Sekolah Eudoxus didirikan oleh Eudoxus (c. 408 SM), yang paling terkenal dari semua yang hebat matematika Yunani klasik dan kedua setelah Archimedes
  • Sekolah Aristoteles, yang disebut Lyceum, yang didirikan oleh Aristoteles (384-322 SM) mengikuti sekolah Platonis. Aristoteles mengatur filsafat fisika, matematika, dan realitas pada yayasan yang akan membawanya ke zaman modern.
4. Sistem Numerasi Maya (±300 SM)
Berbasis 20 dan ditulis secara tegak. Suku bangsa Maya sudah mengenal bilangan tak hingga.


Contoh: menulis 258.458 dalam bilangan Maya


5. Sistem Numerasi Cina (±200 SM)
6. Sistem Numerasi Jepang-Cina (±200 SM)
7. Sistem Numerasi Romawi (±100 SM)


Persamaannya dengan sistem numerasi hindu arab adalah sama-sama menggunakan basis sepuluh.
Perbedaan dengan sistem numerasi hindu arab adalah 
  • Sistem numerasi hindu arab menggunakan sistem nilai tempat
  • Sistem numerasi romawi tidak menggunakan sistem nilai tempat 
4 prinsip yang digunakan:

1. Pengulangan 
Angka yang boleh diulang adalah I , X ,C , M ( tidak boleh diulang lebih dari 3x ).

Contoh
20 = XX , 3 = III  
4 ≠ IIII tetapi 4 = IV
100 ≠ LL tetapi 100 = C

2. Penjumlahan
Jika suatu angka diikuti oleh angka yang lebih kecil, maka nilai angka yang lebih kecil menambah nilai angka sebelumnya.
Yang boleh mengikuti adalah angka I, V, X, L , C , D

Contoh :
VI =6  
XI =11
MD =1.500

3. Pengurangan 
Jika angka yang lebih kecil mendahului nilai angka yang lebih besar, maka nilai angka yang lebih kecil mengurangi nilai angka yang lebih besar.

Contoh
IX = 9, CM = 900 
49 ≠ IL tetapi 49 = XLIX
999 ≠ IM tetapi 999 = CMXCIX

4. Perkalian 
Dengan menambahkan tanda strip ( ¯ ), dibaca bar diatas angka romawi maka akan menambah nilai angka tersebut menjadi 1000 x nya.

X = 10.000
D = 500.000.000

8. Sistem Numerasi Hindu-Arab (±300SM- 750 M)
Angka merupakan lambang bilangan Hindu-Arab

Sifat-sifat:
  • Menggunakan 10 angka / digit yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 
  • Menggunakan sistem bilangan dasar sepuluh. Artinya setiap sepuluh satuan dikelompokkan menjadi satu puluhan, setiap sepuluh puluhan menjadi satu ratusan, dan seterusnya.
  • Bilangan-bilangan yang lebih besar daripada 9 dinyatakan sebagai bentuk suku-suku yang merupakan kelipatan dari perpangkatan 10.
Antar suku dipisahkan oleh tanda plus ( + ).
Misalnya :  
10 = 1 x 101 + 0 x 100
205 = 2 x 102 + 0 x 100+ 5 x 100
  • Menggunakan aturan tempat 
Contoh
1.234
1 = ribuan
2 = ratusan
3 = puluhan
4 = satuan

Beberapa konsep dalam sistem numerasi:

1. Aturan Aditif
Tidak menggunakan aturan tempat dan nilai dari suatu lambang didapat dari menjumlah nilai lambang-lambang pokok. Simbolnya sama nilainya sama dimanapun letaknya.

2. Aturan pengelompokan sederhana
Jika lambang yang digunakan mempunyai nilai-nilai n0, n1, n2,… dan mempunyai aturan aditif

3. Aturan tempat
Jika lambang-lambang yang sama tetapi tempatnya beda mempunyai nilai yang berbeda

4. Aturan Multiplikatif
Jika mempunyai suatu basis (misal b), maka mempunyai lambang-lambang bilangan 0,1,2,3,..,b-1 dan mempunyai lambang untuk b2, b3, b4,.. serta mempunyai aturan tempat.