1. Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)
Badak Jawa adalah salah satu spesies satwa terlangka di dunia dengan cula satu dan perkiraan jumlah populasi tidak lebih dari 60 individu di TNUK, dan sekitar delapan individu di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam (2000). Badak Jawa juga merupakan spesies badak yang paling langka diantara lima spesies badak yang ada di dunia dan masuk dalam Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu dalam kategori sangat terancam atau critically endangered. Badak jawa masuk ke dalam genus yang sama dengan badak india yang memiliki kulit bermosaik seperti kulit baja. Ukuran culanya lebih kecil dari 20cm pada umumnya. Hewan ini dapat hidup di alam bebas sekitar 30-45 tahun dan hidup di hutan juan dataran rendah, padang rumput basah, dan daerah daratan banjir besar. Badak ini diyakini telah ada sejak zaman tertier (65 juta tahun yang lalu) dan paling banyak persebarannya di Asia. Tetapi sering diburu pada tahun 1895 untuk diambil culanya. Seperti halnya Dinosaurus yang telah punah, Badak pada 60 juta tahun yang lalu memiliki 30 jenis banyak mengalami kepunahan. Saat ini hanya tersisa 5 spesies Badak, 2 spesies diantaranya terdapat di Indonesia.
BADAK JAWA (RHINOCERUS SONDAICUS) |
2. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
Populasi badak sumatera atau badak bercula dua ini hanya terdapat 220-275 ekor (2007), bahkan menurut International Rhino Foundation (Virginia) diperkirakan populasi badak sumatera tidak mencapai 200 ekor (2010). Badak sumatera merupakan salah satu spesies badak yang dipunyai Indonesia selain badak jawa. Badak sumatera (Sumatran rhino) juga merupakan spesies badak terkecil di dunia merupakan satu dari 5 spesies badak yang masih mampu bertahan dari kepunahan selain badak jawa, badak india, badak hitam afrika, dan badak putih afrika. Tingginya hanya 112-145 cm sampai pundak dengan panjang keseluruhan tubuh 2,36-3,18 m serta panjang ekornya 35-70cm. beratnya berkisar antara 500-1000 kg. hewan ini merupakan hewan penyendiri kecuali saat masa kawin. Cara komunikasinya dengan menandai tanah dengan kakinya, memelintir pohon kecil sehingga membentuk pola dan meninggalkan kotorannya. Badak sumatera seperti saudara dekatnya, badak jawa, semakin langka dan terancam kepunahan. Diperkirakan populasi badak bercula dua ini tidak mencapai 200 ekor. IUCN Redlist kemudian memasukkan badak sumatera dalam daftar status konservasi critically endangered (kritis). Saat ini mungkin hanya tersisa 80 ekor.
3. Macan Tutul Jawa atau macan kumbang (Java Leopard) (Panthera pardus melas)
Macan tutul jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya harimau jawa. Macan tutul jawa (Java leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini menjadi satwa identitas provinsi Jawa Barat. Dibandingkan subspecies lainnya, macan satu ini memiliki ukuran tubuh yang relative kecil. Panjang tubuh berkisar antara 181-215 cm dengan tingi 60-65cm serta bobot badannya berkisar 39-52 kg. mempunyai warna khas bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Bulunya berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Macan tutul merupakan salah satu binatang yang pandai memanjat dan berenang yang hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan dan kawasan konservasi pulau jawa Indonesia. Macan tutul jantan akan berkelana mencari pasangan dalam teritorinya masing-masing, dimana tiap daerah kekuasaannya ditandai dengan cakaran di batang kayu dan urine maupun kotorannya. Hewan ini soliter kecuali pada musim biak. Ia lebih aktif berburu mangsanya di malam hari. Mangsanya terdiri dari hewan yang lebih kecil dan diletakkan diatas pohon. Penyebaran di taman nasional alas purwo seperti buyukan, curahrejo, goa istana, gua padepokan, Gombak, jarakan dan tempat lain disekitarnya. Subspesies ini populasinya kurang dari 250 ekor.
MACAN TUTUL JAWA (MACAN KUMBANG) |
4. Rusa Bawean (Axis kuhlii)
Binatang langka endemik pulau Bawean dengan populasi antara 250-300 ekor (2006). Rusa Bawean merupakan satwa endemik pulau Bawean (Kab. Gresik, Jawa Timur) yang populasinya semakin langka dan terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, Rusa bawean, yang merupakan satu diantara 4 jenis (spesies) Rusa yang dimiliki Indonesia ini, dikategorikan dalam “kritis” (Critiscally Endangered) atau “sangat terancam kepunahan”. Tinggi dari rusa ini sekitar 60-70cm dengan panjang ekor 20 cm. Bobot dewasa rusa bawean sekitar 50-60 kg dan berwarna coklat. Jantan memiliki tanduk dengan 3 cabang yang tumbuh sepanjang 25-47 cm. tanduk ini dipergunakan pejantan untuk memenangkan betina di musim kawin.
RUSA BAWEAN (AKSIS KUHLII) |
5. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Harimau sumatra atau dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae merupakan satu dari tujuh subspesies harimau (Panthera tigris) di dunia yang masih bertahan hidup dan satu-satunya dari tiga subspecies harimau Indonesia. Kucing besar memiliki ukuran tubuh sekitar 198-204 cm dan berat 90-150 kg. Harimau Sumatera termasuk satwa langka yang juga merupakan satu-satunya subspisies harimau yang masih dipunyai Indonesia setelah dua saudaranya harimau bali (Panthera tigris balica) dan harimau jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah. Hewan dari filum Chordata ini hanya dapat diketemukan di Pulau Sumatera, Indonesia. Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) semakin langka dan dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah. Subspesies harimau ini populasinya tinggal 400-500 ekor.
HARIMAU SUMATERA (PANTHERA TIGRIS SUMATRAE) |
6. Beruk Mentawai (Macaca pagensis)
Beruk mentawai adalah Satwa endemik dan langka dari Kepulauan Mentawai, populasinya antara 2.100-3.700 ekor. Beruk mentawai disebut bokoi oleh masyarakat lokal. Hewan ini memiliki panjang tubuh antara 45-55 cm dengan berat 6-9 kg jantan dan 40-45 cm dengan berat badan 4,5-6 kg betina serta ekornya 10-16 cm. perbedaannya dengan beruk lain adalah rambut bagian pipi yang berguna sebagai penyimpan makanan saat bokoi ini mencari makan. Beruk ini aktif di malam hari, hidup di pohon pada ketinggian 24-36 secara berkelompok.
7. Orangutan (Pongo pygmaeus)
Orang utan atau dikenal dengan mawas adalah jenis kera besar yang memiliki ciri tidak berbuntut, bertelinga kecil dan hidung kecil serta kepala berbentuk buah peer. Bulunya panjang dan lembut berwarna coklat kemerahan dengan tangan yang panjang dan kuat. Orang utan sangat unik dengan sifat arboreal yaitu menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya diatas pohon dan jarang turun ke tanah. Mereka bergerak dengan bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya. Hewan satu ini juga dikenal penyendiri (soliter) walaupun terkadang berkelompok terutama pada waktu menjelajah atau mencari makanan. Menurut tempat hidupnya secara alami, orang utan dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus) dan orang utan Sumatra (Pongo pygmaeus abelli) yang tersebar di Aceh dan kawasan taman nasional gunung leuser. Binatang langka ini populasinya sekitar 7.300 ekor (2004).
ORANG UTAN (PONGO PYGMAEUS) |
8. Simpei Mentawai (Simias concolor)
Simpei mentawai merupakan jenis kera yang memiliki lengan yang panjang yang membantunya dalam memanjat. Panjang simpei ini mencapai 50 cm saat dewasa dengan berat mencapai 7 kg. Simpei mentawai berbulu hitam-coklat dan memiliki wajah yang tidak diselimuti bulu yang juga berwarna hitam. Hewan ini memiliki hidung pesek yang mendongak keatas. Primata ini merupakan satu-satunya jenis kera yang memiliki ekor pendek sekitar 15 cm. makanan utamanya adalah dedaunan dan juga buah-buahan. Endemik Kepulauan Mentawai ini memiliki populasi 6.000-15.500 ekor (2006).
9. Kanguru Pohon Mantel Emas (Dendrolagus pulcherrimus)
Kanguru Pohon Mantel Emas merupakan sejenis kanguru pohon yang hanya ditemukan di hutan pegunungan pulau Irian. Spesies ini memiliki rambut-rambut halus pendek berwarna coklat muda. Leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan. Pundaknya terlihat keemasan dan telinganya kecil. Sisi bawah perut berwarna lebih pucat dengan dua garis keemasan dipunggungnya. Ekor panjang dan tidak prehensil dengan lingkaran-lingkaran terang. Kanguru-pohon Mantel emas merupakan salah satu jenis kanguru-pohon yang paling terancam kepunahan diantara semua kanguru pohon. Populasinya telah berkurang 80% dalam kurun waktu 30 tahun. Spesies ini telah punah di sebagian besar daerah habitat aslinya.
KANGURU POHON MANTEL EMAS (DENDROLAGUS PULCHERRIMUS) |
10. Kangguru Pohon Mbaiso atau Dingiso (Dendrolagus mbaiso)
Disebut sebagai kanguru pohon mbaiso atau dingiso karena kanguru ini ditemukan di hutan montane yang tinggi dan subalpine semak belukar di Puncak Sudirman rentang ketinggian 2700-4200 m. Hewan ini merupakan endemic western new guinea dari Indonesia. Kanguru pohon ini mempunyai bulu hitam dengan kombinasi putih di bagian dadanya.
KANGGURU POHON MBAISO ATAU DINGISO (DENDROLAGUS MBAISO) |
11. Kera Hitam Sulawesi (Macaca nigra)
Kera langka dari Maluku dan Sulawesi (yika) yang merupakan monyet makaka terbesar yang ada di pulau sulawesi dengan populasi sekitar 100.000 ekor. Kera hitam sulawesi merupakan jenis primata yang mulai langka dan terancam kepunahan. Kera hitam sulawesi yang dalam bahasa latin disebut Macaca nigra merupakan satwa endemik Sulawesi Utara. Kera hitam sulawesi selain mempunyai bulu yang berwarna hitam juga mempunyai ciri yang unik dengan jambul di atas kepalanya. Yaki tergolong hewan semiaboreal dan terrestrial selain di pepohonan, ia juga berjalan-jalan di atas tanah. Kera yang oleh masyarakat setempat disebut yaki ini semakin hari semakin langka dan terancam punah. Bahkan oleh IUCN Redlist digolongkan dalam status konservasi Critically Endangered (Krisis).