A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan tingkat atau derajat keanekaragaman sumber daya alam suatu daerah yang meliputi jumlah atau frekuensi ekosistem, spesies, dan gen di suatu daerah.
Secara istilah, keanekagaraman sebenarnya menunjukkan sebuah keadaan yang melukiskan berbagai macam benda-benda. Berbagai macam itu terjadi karena adanya perbedaan bentuk, jumlah, maupun ukuran daerah itu sendiri. Sedangkan hayati merujuk pada artian makhluk hidup. Jadi, keanekaragaman hayati adalah suatu keadaan di suatu daerah yang di dalamnya terdapat berbagai macam makhluk hidup yang hidup, hal ini karena terdapat perbedaan bentuk, ukuran maupun jumlah daerah tersebut dengan daerah yang lainnya.
Artikel Penunjang : Klasifikasi Makhluk Hidup
Keanekaragaman hayati sering juga disebut sebagai biodiversitas di dalam bahasa resminya. Keanekaragaman hayati dapat membantu manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Factor lingkungan adalah salah satu factor penting yang mempengaruhi keanekaragaman hayati. Semakin alami lingkungan tersebut, maka keadaan hayati nya juga akan semakin bermacam-macam.
Kuantitas dan juga kualitas keanekaragaman hayati di suatu daerah dapat bertambah atau bahkan menurun sesuai perkembangan keadaan daerah tersebut. Akan tetapi, keanekaeragaman hayati juga dapat dikembalikan seperti semula jika terjadi perubahan-perubahan yang tidak menguntungkan.
B. TINGKATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Menurut undang-undang nomor 5 tahun 1994, keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Keanekaragaman Gen
Gen ialah factor pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam kromosom. Gen setiap makhluk hidup mempunyai bahan dasar yang sama, tetapi penyusunnya yang berbeda. Kenekaragaman jenis ini merupakan perbedaan atau variasi gen yang terdapat di dalam makhluk hidup tersebut. Contohnya seperti adanya pisang raja yang memiliki bentuk panjang-panjang, pisang uli, pisang raja molo, pisang raja rambe, pisang raja sereh, dan lain sebagainya. Perbedaan pisang ini terjadi akibat factor gen yang dikandung masing-masing pisang itu.
Adanya keanekaragaman gen pada makhluk hidup dipengaruhi oleh gen-gen yang ada di dalam kromosom yang dimilikinya. Kromosom itu diwariskan oleh induk makhluk hidup itu melalui pewarisan sifat. Akan tetapi, kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang memadai, contohnya seperti adanya pohon manga yang memiliki buah yang besar dan manis di suatu daerah, pohon tersebut kemudian dilakukan pencangkokan dan ditanam di daerah yang lain, maka terdapat kemungkinan pohon tersebut tidak akan berbuah persis seperti induknya.
Selain faktor turunan, faktor hibridasi atau perkawinan silang juga dapat meningkatkan keanekaragaman gen di suatu daerah. Perkawinan silang itu dapat dilakukan antara spesies yang satu dengan spesies yang lainnya untuk mendapatkan keuntungan melalui proses domestikasi (budidaya tumbuhan atau binatang liar). Contoh proses perkawinan silang ialah tanaman anggrek yang dilakukan perkawinan silang akan mendapatkan warna anggrek yang beragam.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis ialah adanya perbedaan yang bisa ditemukan pada suatu kelompok atau komunitas pada berbagai spesies yang hidup di suatu habitat. Contohnya di halaman pekarangan rumah kita, terdapat pohon manga, pohon jambu, tanaman palem, bunga melati, anggrek, bunga mawar, cacing, ikan, lebah, semut, dan lain sebagainya. Keanekaragaman jenis semakin tinggi jika daerah tersebut jauh dari lingkungan hidup manusia. Seperti hutan yang memiliki berbagai macam makhluk hidup yang tumbuh dan hidup di dalamnya.
Keanekaragamn jenis ini harus dapat dibedakan dengan keanekaragaman gen. contohnya ialah adanya kelompok tumbuhan palem yang terdiri dari pohon pinang, pohon aren, pohon sawit, dan pohon kelapa. Walaupun tumbuhan ini memiliki ciri fisik yang hampir sama, akan tetapi memiliki nama spesies yang berbeda.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem ialah sebuah istilah untuk menggambarkan suatu keadaan yang terdiri dari berbagai macam spesies yang hidup di dalamnya. Contohnya seperti ekosistem sawah yang memiliki cacing, tanaman padi, kerbau, dan lain sebagainya. Selain ekosistem sawah, terdapat berbagai jenis ekosistem lainnya, yaitu ekosistem laut, ekosistem terumbu karang, ekosistem rawa, dan ekosistem padang lamu.
Keanekaragaman hayati juga dipengaruhi oleh keanekaragaman ekosistem. Semakin banyak jenis ekosistem yang dimiliki suatu daerah, maka akan semakin banyak pula perbedaan makhluk hidup yang tumbuh dan hidup di dalamnya.
Keanekaragaman yang terjadi di tingkat ekosistem merupakan akibat dari adanya interaksi yang sangat kompleks antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Berikut penjelasannya :
a) Interaksi Biotik
Interaksi biotik terjadi antar sesame makhluk hidup. Interaksi ini terbentuk karena adanya hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Interaksi ini dapat membentuk suatu komunitas.
b) Interaksi Abiotik
Interaksi abiotik terjadi karena adanya hubungan antara satu makhluk hidup dengan non makhluk hidup (lingkungan), seperti lingkungan fisik, suhu, cahaya, dan lingkungan kimiawi (air, mineral, tingkat keasaman, dan lain sebagainya).
C. Distribusi Keanekagaraman Hayati
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi frekuensi distribusi dari keanekaragaman hayati, meliputi :
1. Latitudinal Gradien
Terdapat peningkatan antara keanekaragaman hayati yang berada di kutub dengan keanekaragaman hayati di daerah tropis. Terdapat peningkatan dalam keanekaragaman hayati dari kutub ke tropis, semakin dekat suatu daerah dengan iklim tropis, maka semakin banyak pula keanekaragaman hayatinya. Faktor yang membuat adanya perbedaan ini adalah perbedaan suhu antar kedua daerah.
2. Hotspot
Hotspot (titik panas) menentukan keberagaman hayati di suatu daerah. Hotspot mayoritas berada di daerah hutan, sedangkan lebihnya berada di daerah tropis.
Hutan Atlantik di Brazil dianggap sebagai salah satu hotspot di dunia. Hutan ini memiliki spesies tanaman sekitar 20.000 jenis, 1.350 vertebrata (hewan bertulang belakang) dan jutaan serangga.
D. Manfaat Keanekaragaman Hayati
1. Sebagai Sumber Pangan
Sekitar 80 % pasokan bahan makanan manusia berasal dari 20 jenis tanaman saja, namun 20 jenis tersebut memiliki setidaknya 40.000 spesies. Jadi, keanekaragaman hayati memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap sumber bahan makanan yang dibutuhkan oleh manusia.
2. Kesehatan
Keanekaragaman hayati menyediakan dukungan yang sangat penting dalam pengadaan obat-obatan dan penemuan obat. Bagian penting dari suatu obat mau tidak mau pasti berasal dari sumber biologi. Di wilayah Amerika, terdapat lebih kurang 50 % dari senyawa farmasi berasal dari tanaman, hewan, dna mikroorganisme. Dan 80 % dari populasi dunia sangat bergantung pada obat-obatan dari alam
3. Bisnis dan Industri
Keanekaragaman hayati juga penting untuk mempertahankan sumber daya alam baik air, kayu, kertas, maupun bahan-bahan lainnya. Banyak sekali bahan bisnis dan industry yang memanfaatkan sumber daya alam sebagai bahan utama. Oleh karena itu, semakin berkurangnya keanekaragaman hayati, maka semakin terancam pula peluang bisning dan ekonomi di suatu daerah.
4. Nilai Estetika
Secara ilmiah, manusia membutuhkan alam untuk kegiatan rekreasi. Kegiatan ini dapat membawa ketenangan hidup setelah pekerjaan-pekerjaan harian yang mengganggu pikiran. Keanekaragaman hayati juga menjadi suatu nilai estetika yang tidap dapat dipungkiri dalam penilaian suatu daerah.
5. Jasa Ekologi
Keanekaragaman hayati secara langsung terlibat dalam perputaran ekologi di lingkungan hidup manusia. Pemurnian air, daur ulang nutrisi, pemurnian tanah, dan lain sebagainya merupakan contoh jasa ekologi yang dibawa akibat adanya keanekaragaman hayati.
E. Penyebab Hilangnya Keanekaragaman Hayati
1. Hilangnya Habitat
Pertumbuhan manusia yang semakin banyak mengakibatkan semakin banyak pula jumlah kebutuhan hidup yang harus dipenuhi oleh manusia itu sendiri. Mereka akan mengadakan deforestasi (penebangan hutan), sehingga akan mengganggu kehidupan hayati di hutan tersebut. Penebangan hutan lama kelamaan akan mengakibatkan hilangnya habitat hidup makhluk hidup di hutan.
Selain itu, kegiatan pengambilan atau penangkapan ikan dengan menggunakan bom membuat ikan yang masih kecil juga akan ikut mati. Hal itu mengakibatkan berjurangnya populasi ikan di laut, sehingga akan menghilangkan keanekaragaman hayati.
2. Introduksi Spesies
Introduksi spesies merupakan kegiatan pengenalan spesies yang dilakukan dengan cara memasukkan satu macam makhluk hidup ke dalam habitat yang bukan habitat aslinya. Hal itu kaan mengganggu kehidupan makhluk hidup habitat asli karena belum tentu spesies tamu ini akan menyesuaikan diri sesuai habitat barunya. Contoh pada hutan yang sebelumnya dipenuhi oleh rusa atau hewan lain, ketika ditempatkan hewan-hewan buas di tempat rusa tersebut, maka kaan mengakibatkan menghilangnya rusa dalam habitat itu.
3. Eksploitasi Berlebihan
Eksploitasi berlebihan dilakukan manusia karena belum adanya pengetahuan mendalam tentang arti dari kehidupan makhluk hidup lain terhadap hidup kita sebagai manusia. Mereka sering memburu hewan atau pohon secara berlebihan, sehingga hewan atau tumbuhan tersebut tidak sempat untuk bereproduksi, lalu lama kelamaan akan menghilang.
4. Pencemaran
Di kehidupan yang modern ini, proses industrialisasi semakin meningkat. Pabrik-pabrik sering membuang limbahnya ke sungai atau habitat makhluk hidup lain tanpa mempedulikan keadaan makhluk hidup yang hidup di dalamnya. Hal ini tentu akan menimbulkan hilangnya spesies-spesies yang sebelumnya menempati sungai tersebut karena akan mati dengan racun limbah pabrik tadi.
5. Pemanasan Global
Pemanasan global mengakibatkan naiknya permukaan air laut sedikit demi sedikit per tahunnya. Lama kelamaan, hal ini akan menenggelamkan pulau-pulau kecil yang sebelumnya telah dihuni oleh habitat-habitat tertentu, dan spesies-spesies yang hidup di dalamnya juga akan menghilang.
F. Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Kita semua tahu bahwa bumi ini semakin lama semakin berkembang. Perkembangan itu baik jelek atau buruk, maka kaan membawa pengaruh bagi tingkat keanekaragaman hayati. Di bumi kita ini, masih banyak terdapat makhluk hidup yang berbeda speies, namun hanya sebagian yang sudah dapat diidentifikasi.
Keanekaragaman hayati memberi peranan yang snagat penting di dalam kehidupan manusia. Suatu keanekaragaman akan dapat membawa kesejahteraan. Berbagai macam makhluk hidup dapat kita manfaatkan sebagai bahan sandang, pangan, maupun papan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Ada dua macam upaya yang dapat dilakukan untuk terus melestarikan keanekaragaman makhluk hidup di suatu daerah, yaitu :
1. Pelestarian In-Situ
Artinya, kita sebagai manusia harus dapat melestarikan makhluk hidup sesuai dnegan tempat hidup atau habitat hidup aslinya. Contohnya seperti pelestarian komodo di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Komodo memang hewan asli dari NTT, namun karena banyaknya perburuan menyebabkan komodo semakin berkurang. Dengan memakai habitat hidup aslinya, manusia dapat melestarikan komodo supaya tidak sampai punah.
2. Pelestarian Ex-Situ
Ini berarti kita sebagai manusia harus dapat melestarikan makhluk hidup agar tidak punah di luar habitat hodup aslinya. Contohnya seperti pembuatan taman suaka margawatwa, suaka hewan, kebun raya, kebun binatang, dan lain sebagainya.
G. Perlindungan dan Pemulihan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati memang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Akan tetapi, beberapa faktro seperti yang telah disebutkan di atas telah menyebabkan berkurangnya atau bahkan menghilangnya keanekaragaman hayati di alam ini. Oleh Karena itu, dibutuhkan perlindungan serta pemulihan keanekaragaman hayati agar tidak masuk ke dalam status langka atau punah.
Sebenarnya, upaya-upaya pelestarian yang telah dijelaskan di atas juga masuk ke dalam upaya perlindungan dan pemulihan dari keanekaragaman hayati. Dengan upaya pelestarian inilah, spesies-spesies yang hidup di habitat mereka tidak akan diburu secara berlebihan, karena sudah dijaga oleh petugas. Selain itu, dengan dilakukannya pelestarian ini juga akan meningkatkan pemulihan keanekaragaman hayati yang terancam langka atau punah.
Terdapat 3 lagi upaya yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk melindungi dan memulihkan keanekaragaman hayati, yaitu :
1. Restorasi dan Rehabilitasi
Restorasi dan rehabilitasi dilakukan secara ekologis. Restorasi ekologis biasanya melibatkan upaya rekonstruksi (perbaikan) ekosistem alami atau non alami di daerah yang mengalami penurunan, termasuk di dalamnya reintroduksi spesies asli.
Rehabilitasi melibatkan upaya untuk memperbaiki proses-proses dalam ekosistem, misalnya memperbaiki daerah aliran sungai (DAS), dan lain sebagainya.
2. Pengelolaan Transekap Terpadu
Merupakan pengelolaan keanekaragaman hayati yang dilakukan dalam berbagai bidang, diantaranya pertanian, perkebunan, kelautan, pariwisata, dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk menyatukan unsur perlindungan, pemanfaatan lestari, dan kriteria pemerataan makhluk hidup ke habitat-habitat.
3. Formulasi Kebijakan dan Kelembagaan
Merupakan cara yang dilakukan dengan cara membatasi penggunaan sumber daya lahan melalui zonasi, pemberian insentif, dan pajak yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan lahan yang berpotensi untuk merusak keanekaragaman hayati.