Interaksi Sosial : Pengertian, Syarat, Ciri, Bentuk, Jenis

Selamat Datang di Blog Edukasionesia. Berikut ini akan postingan kami yang mengenai Interaksi Sosial : Pengertian, Syarat, Ciri, Bentuk, Jenis. Semoga Bermanfaat, Ayo silakan dibaca dengan saksama.
A. PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial adalah Hubungan timbal balik dalam masyarakat yang tercipta karena adanya komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya melalui sebuah tindakan tertentu. Tindakan yang dimaksud disini adalah semua tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, seorang manusia merupakan makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia pasti membutuhkan bantuan dari individu atau kelompok lain, oleh karena itu kita sebagai manusia sebenarnya melakukan interaksi sosial dengan tujuan utama untuk bertahan hidup.
Pengertian, Syarat, Ciri, Bentuk, dan Jenis Interaksi Sosial
INTERAKSI SOSIAL

B. SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Suatu proses sosial harus memenuhi dua syarat berikut untuk dapat dikatakan sebagai Interaksi Sosial :
1. Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari bahasa latin “con” yang artinya bersama dan “tango” yang artinya menyentuh. Secara harfiah kontak sosial dapat diartikan “sama – sama menyentuh. Arti kata kontak dalam ilmu sosial tidaklah harus dengan sentuhan atau koneksi fisik. Kontak sosial merupakan sebuah tindakan yang menimbulkan kesadaran untuk saling berhubungan dari satu pihak dengan pihak lainnya. Kontak sosial dapat berupa sebuah percakapan, berjabat tangan, percakapan, atau bahkan dengan sebuah isyarat. Oleh karena itu hubungan fisik tidak menjadi syarat pokok terjadinya kontak sosial.

Kontak sosial dapat terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut :  
Berdasarkan bentuk hubungannya, Kontak sosial dapat menimbulkan interaksi sosial yang negatif dan positif. Kontak sosial positif biasanya akan berakhir pada interaksi sosial yang juga positif seperti kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif juga akan berakhir pada interaksi sosial yang negatif seperti pertengkaran.

Berdasarkan tingkat hubungannya, kontak sosial terbagi menjadi dua, kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder. Kontak sosial primer merupakan kontak sosial yang terjadi dengan kedua belah pihak bertatap muka secara langsung, contohnya penjual dan pembeli atau guru dengan muridnya. Sedangkan kontak sosial sekunder adalah kontak sosial yang terjadi secara tidak langsung (melalui perantara), misalnya ketika kita berbicara melalui telepon. Penting diingat bahwa perantara disini bukan hanya benda, bisa juga manusia yang jadi perantara, contohnya seorang ayah menyuruh anaknya untuk menyampaikan sesuatu kepada sang ibu, anaknya disini menjadi perantara dalam kontak sosial yang terjadi.

Berdasarkan bentuk hubungannya kontak sosial dapat terjadi antara individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.

2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Pada umumnya komunikasi yang sering kita lihat dilakukan secara verbal (berbicara) dengan menggunakan cara yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, contohnya dengan menggunakan bahasa dari suatu negara tertentu. Tetapi komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat, menunjukkan sikap tertentu, ekspresi wajah, dll. Intinya jika informasi yang ingin disampaikan oleh satu pihak dapat diterima dengan baik oleh pihak lainnya, maka komunikasi sudah terjadi antara kedua belah pihak tersebut.

Ada lima komponen pokok selama terjadinya komunikasi :
  • Pengirim (sender), pihak yang mengirimkan informasi.
  • Pesan (message), isi atau informasi yang akan disampaikan.
  • Saluran (channel), media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Contohnya ketika terjadi komunikasi verbal maka dibutuhkan media suara.
  • Penerima (receiver), pihak yang menerima pesan.
  • Umpan Balik (Feedback), tanggapan dari penerima terhadap pesan yang dikirim oleh si pengirim.
Pengertian, Syarat, Jenis, Bentuk dan Ciri Interaksi Sosial
INTERAKSI SOSIAL

C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL
Berlangsungnya suatu Interaksi sosial dapat didasarkan pada beberapa faktor berikut :
1. Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh atau merangsang tumbuhnya pandangan seseorang pada orang lainnya melalui cara tertentu sehingga orang tersebut memiliki pandangan yang sama dengan pihak yang men-sugestinya tadi. Seseorang mensugestikan bahwa calon pemimpin A lebih baik daripada pemimpin B dengan cara menjabarkan kelebihan pemimpin A dan menggambarkan kekurangan pemimpin B.

2. Imitasi
Sederhananya imitasi adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik suatu pihak tertentu. Imitasi biasanya terjadi secara tidak sadar dan karena pengaruh kehidupan orang yang ditiru dan orang yang menirunya. Contoh imitasi adalah seorang anak yang meniru orang tuanya. Imitasi berhubungan erat dengan lingkungan seseorang.

3. Identifikasi
Identifikasi dalam ilmu sosial adalah kencenderungan atau keingin dalam diri seseorang untuk menyamakan dirinya dengan pihak lain. Proses identifikasi ini dapat berlangsung tanpa disadari ataupun dilakukan dengan sengaja, biasanya kita ingin menjadi seperti orang lain yang mempunyai kedudukan lebih tinggi atau dihormati. 

4. Empati
Empati adalah ketertarikan terhadap seseorang secara emosional terhadap orang lain. Ikatan emosi orang yang ber-empati dengan orang yang dikagumi biasanya sangat kuat secara emosional. Sehingga biasanya kehidupan orang yang dikagumi akan mempengaruhi kehidupan orang yang mengaguminya. Contohnya adalah jika seorang teman kita orang tuanya meninggal, maka kita juga akan merasa sedih karena kita ber-empati kepadanya.

5. Simpati
Simpati adalah proses kejiwaan dimana seseorang indvidu merasa tertarik atau terhubung dengan orang lainnya. Simpati dapat timbul karena pengaruh dari sikap, penampilan, wibawa, perbuatan atau hal hal lainnya dari seseorang. Simpati berbeda dengan empati, kehidupan orang yang dikagumi biasanya tidak mempengaruhi kehidupan orang yang mengagumi secara mendalam.

6. Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuan dalam kehidupannya. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi apabila ia secara terus menerus, dengan pasti dan tekun berusaha mencapai sebuah tujuan dalam kehidupannya.

7. Lainnya
Ada banyak proses sosial lain yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu interaksi sosial. Adanya tingkat kesadaran di dalam masyarakat untuk mempertahankan suatu kesatuan akan menciptakan sebuah sistem komunikasi. Sistem ini akan membuat interaksi sosial terus terjadi dan banyak faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yang terjadi tersebut.

D. CIRI INTERAKSI SOSIAL
  • Pelakunya lebih dari satu orang
  • Ada komunikasi dan kontak sosial antar pelaku
  • Masing masing pihak mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, tujuan dari kedua belah pihak bisa sama ataupun berbeda.
  • Terikat dengan dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung (masa lalu, sekarang, dan masa depan).

E. MACAM MACAM BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi Sosial Asosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah kepada hal – hal positif. Terdapat beberapa jenis interaksi sosial yang termasuk kedalam kelompok interaksi sosial asosiatif yaitu :

a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara pihak yang melakukan interaksi sosial untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama biasanya terjadi karena suatu pihak menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan pihak lain, untuk membuat tercapainya tujuan itu menjadi lebih mudah, efektif dan efisien maka terciptalah sebuah hubungan kerja sama.
Berdasarkan bentuknya kerjasama dibagi menjadi beberapa macam
  • Kerja sama Spontan, berlangsung secara spontan / serta merta
  • Kerja Sama Langsung, kerjasama yang dilakukan karena perintah atasan atau penguasa
  • Kerja Sama Kontrak, kerja sama yang dilakukan atas dasar kontrak (perjanjian) tertentu yang telah disepakati dalam waktu tertentu
  • Kerja Sama Internasional, kerja sama yang dilakukan atas dasar sistem tradisi

Berdasarkan pelaksanaannya, Kerja sama dapat dibagi menjadi
  • Gotong Royong, bentuk kerjasama yang dilakukan secara sukarela untuk kepentingan bersama.
  • Bergaining, pertukaran barang atau jasa berdasarkan perjanjian tertentu.
  • Kooptasi, penerimaan unsur – unsur baru dalam sistem kepemimpinan untuk menghindari adanya konflik.
  • Koalisi, kombinasi dari dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama.
  • Joint – Venture, bentuk kerjasama dalam suatu pekerjaan khusus yang hasilnya akan dibagi menurut porsi tertentu yang disepakati bersama.

b. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah proses sosial untuk meredakan pertentangan antar dua pihak atau lebih. Tujuan dari akomodasi adalah untuk mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan politik, permusuhan antarsuku, mencegah konfilk dan mengupayakan pembauran antara dua pihak berbeda.
Beberapa bentuk akomodasi adalah sebagi berikut :
  • Koersi, merupakan akomodasi yang terjadi karena paksaan kehendak dari suatu pihak (yang lebih kuat) terhadap pihak lain yang lebih lemah.
  • Kompromi, merupakan akomodasi terbentuk karena pihak yang terlibat bersedia merasakan dan memahami kegiatan pihak lain serta mengupayakan suatu cara untuk meredakan perselisihan dengan persetujuan pihak yang terlibat.
  • Arbitrase, merupakan akomodasi yang terjadi karena pihak yang terlibat pertentangan tidak bisa menyelesaikan masalah mereka sehingga diundang pihak ketiga yang kedudukannya lebih tinggi untuk membantu penyelesaian masalah. Pihak ketiga ini biasanya tidak berhubungan dengan konflik, bersifat netral, dan berasal, dan badan yang berwenang. 
  • Mediasi, hampir sama seperti arbitrase, yaitu mengundang pihak ketiga untuk menyelesaikan permasalahan. Perbedaannya, keputusan pihak ketiga ini sifatnya tidak mengikat pihak yang bertentangan.
  • Ajudikasi, proses akomodasi penyelesaian perkara melalui pengadilan.
  • Kosilasi, merupakan usaha mempertemukan keingian kedua belah pihak dan mencapai persetujuan bersama melalui perundingan.
  • Stalemate, merupakan akomodasi dengan menurunkan kekuatan dua belah pihak yang berselisih serendah mungkin sehingga mencapai suatutitik seimbang. Dua belah pihak ini tidak boleh muju atau mundur dari keadaan seimbang tersebut dan menunggu hingga konflik reda dengan sendirinya.
  • Segregasi, merupakan akomodasi karena pihak yang bertentangan saling memisahkan diri atau saling menghindar satu sama lain.
  • Gencatan Senjata, penangguhan permusuhan atau peperangan dalam waktu tertentu.

c. Asimilasi
Asimilasi adalah proses penggabungan kebudayaan sehingga masing masing pihak yang terlibat merasakan adanya kebudayaan tunggal baru milik bersama. Beberapa faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah sebagai berikut :
  • Toleransi
  • Kesempatan dalam bidang ekonomi yang seimbang
  • Sikap saling menghargai
  • Sikat terbuka dari golongan yang berkuasa dalam lingkungan masyarakatnya
  • Persamaan unsur unsur kebudayaan dasar
  • Perkawinan campuran
  • Adanya tujuan dan musuh yang sama

d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses diterimanya unsur – unsur kebudayaan asing yang masuk tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari unsur unsur kebudayaan yang sudah ada sebelumnya. Biasanya unsur kebudayaan asing yang derima adalah dalam bentuk benda yang dirasa mudah digunakan dan bermanfaat bagi kehidupan.
Pengertian, Ciri, Bentuk dan Jenis Interaksi Sosial
INTERAKSI SOSIAL

2. Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi Sosial Disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah kepada hal – hal negatif. Terdapat beberapa jenis interaksi sosial yang termasuk kedalam kelompok interaksi sosial Disosiatif yaitu :

a. Persaingan (Competition)
Persaingan adalah proses sosial saling bersaing antara suatu pihak dengan pihak lainnya secara bersih tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu persaingan akan timbul karena adanya dua syarat :
  • Sesuatu yang ingin dicapai dibutuhkan dan diinginkan oleh pihak pihak yang bersaing
  • Pencapaian tersebut tersedia dalam jumlah terbatas sehingga tidak cukup untuk memenuhi keinginan semua pihak yang bersaing

b. Kontraversi
Kontraversi merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang berada diantara persaingan dan konflik. Ada beberapa bentuk Kontraversi, yaitu :
  • Kontraversi yang bersifat umum, contohnya penologan, keengganan, pengacauan rencana suatu pihak, kekerasan.
  • Kontraversi Sederhana, contohnya memaki, mencerca, menyangkal dan memfitnah suatu pihak.
  • Kontraversi Intensif, contohnya penghasutan, penyebaran desas – desus, mengecewakan pihak lain.
  • Kontraversi Rahasia, contohnya mengumkan rahasia pihak lain atau berkhianat.
  • Kontraversi Taktis, contohnya intimidasi, provokasi, membingungkan pihak lawan.

c. Konflik (Pertentangan)
Konflik merupakan interaksi sosial negatif dimana suatu pihak berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang atau menghilangkan pihal lawan dengan ancaman atau kekerasan. Penyebab terjadinya konflik biasanya adalah sebagai berikut :
  • Perbedaan pendirian dan perasaan suatu pihak
  • Prasangka buruk kepada pihak lawan
  • Pihak yang memulai konflik tidak dapat mengendalikan emosi
  • Ketakutan berlebihan akan kekalahan
  • Perbedaan kepentingan antara pihak yang bersaing.
  • Persaingan yang tidak terkontrol