Sistem Numerasi Awal

Selamat Datang di Blog Edukasionesia. Berikut ini akan postingan kami yang mengenai Sistem Numerasi Awal. Semoga Bermanfaat, Ayo silakan dibaca dengan saksama.
Assallamualaikum, sahabat rif. Sistem numerasi pada awalnya merupakan sebuah simbol untuk melakukan perhitungan. Sistem numerasi biasanya berbentuk lambang yang menyatakan suatu bilangan. Untuk lebih jelas lagi tentang sistem numerasi. Akan di paparkan satu persatu, sekarang saya akan posting mengenai Sistem Numerasi Awal.


Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral/lambang bilangan. Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem numerasi yang berbeda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam lambang, tetapi suatu lambang menunjuk hanya pada satu bilangan.

Ide tentang membilang dan bilangan mungkin sudah muncul sejak manusia pertama ada, yaitu Adam as. Dalam sejarah, Hawa (istri Adam) setiap melahirkan selalu kembar. Kelahiran pertama, yaitu Habil dan Qabil, dan kelahiran kedua, yaitu Iqlimah dan Labuda. Sangat dimungkinkan bahwa Adam sudah mulai mambilang jumlah anak-anaknya.

Penggunaan simbol bilangan, tidak diketahui secara pasti kapan mulai dilakukan manusia. Konsep bilangan dan pengembangannya muncul sebelum adanya pencatatan sejarah, sehingga evolusi sistem-sistem penulisan bilangan hanyalah merupakan dugaan saja. Sejarah penulisan bilangan mulai dari sistem tallis, sistem gambar, sistem huruf, dan kemudian sistem bilangan. 

Sistem tallis mungkin merupakan metode yang paling awal digunakan untuk melakukan pengecekan terhadap kuantitas-kuantitas tertentu. Sistem tallis muncul disejumlah besar peradaban. Namun pernyataan yang muncul berikutnya adalah “apakah benar sistem tallis ini merupakan kegiatan berhitung yang sebenarnya?” Sebagai contoh, sistem tallis dapat digunakan untuk mencatat sekumpulan domba. Batu kecil dimasukkan ke suatu wadah untuk menandai domba yang dilepaskan di pagi hari, dan kemudian batu itu dipindah lagi untuk menandai domba yang telah kembali di sore hari. Jika masih ada batu yang tersisa, berarti ada domba yang hilang. Meskipun demikian, kegiatan ini bukanlah kegiatan membilang. Kegiatan ini tidak lain adalah membandingkan dua himpunan, yaitu himpunan batu dan himpunan domba (Abdussakir, 2009:33-34).

Sistem gambar, bilangan diwujudkan dengan penggunaan simbol-simbol yang mewakili objek tertentu. Sebagai contoh, “lima orang” digambarkan dengan simbol “orang” yang diulang sebanyak lima kali. Sebagian besar budaya telah mampu menuliskan bilangan dengan pengulangan garis vertikal atau garis horizontal. Ahli Matematika pada masa ini menamakan cara padanan ini sebagai padanan satu dengan satu. Belakangan ini, manusia menggunakan cara lain untuk menulis barang kepunyaan mereka. 

Mereka mengikat tali pada kulit kayu atau melukis tanda gundalan pada batu untuk memadankan tali dengan tanda gundalan. Sebenarnya, kayu gundalan dan batu-batu kecil adalah perkembangan penting ke arah penciptaan sistem numerasi.