Macam-Macam Jenis Strategi Belajar Mengajar

Selamat Datang di Blog Edukasionesia. Berikut ini akan postingan kami yang mengenai Macam-Macam Jenis Strategi Belajar Mengajar. Semoga Bermanfaat, Ayo silakan dibaca dengan saksama.
Ketika kita melakukan proses pembelajaran ada baiknya kita mengetahui strategi belajar mengajar. Pada kesempatan kali ini, saya akan memposting mengenai Hakikat Strategi Belajar Mengajar yang berjudul Berbagai Jenis Strategi Belajar-Mengajar.


Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
1. Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Contoh Proses Pembelajaran:
  • Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis.
  • Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis.
  • Siswa diminta menjelaskan tiap atribut dengan menggunakan berbagai contoh. guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
  • Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
2. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun terdefinisi.
Contoh Proses Pembelajaran:
  • Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atribut konsep yang diajarkan (contoh: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas). Bila siswa salah atau pendapatnya belum lengkap, guru menjelaskan dan melengkapinya.
  • Siswa diminta menjelaskan dengan menggunakan contoh-contoh atribut-atribut yang telah diidentifikasi pada langkah pertama. Guru dapat menjelaskan lebih jauh dengan menggunakan alat peraga.
  • Siswa diminta merumuskan konsep tersebut secara tertulis. Salah seorang atau wakil kelompok siswa menuliskan rumusan tersebut di papan tulis. Guru membetulkan bila ternyata masih ada yang salah. Bila waktu mencukupi, dibetulkan dulu atau dikomentari dulu oleh siswa lain, sebelum guru membetulkannya.
  • Siswa diminta menyebutkan atau menuliskan jenis-jenis makhluk hidup.
Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
1. Strategi Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah oleh guru. Siswa tinggal “terima jadi” dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran. yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatmya pemecahan masalah.
Contoh Proses Pembelajaran:
  • Sebelum pelajaran tersebut diajarkan, guru telah mempelajarinya dari sumber-sumber yang ada, kemudian membuat rangkumannya.
  • Di depan siswa, guru menjelaskan. Pada saat menjelaskan sebaiknya sambil menggunakan alat peraga. Setelah selesai menjelaskan sebaiknya diikuti dengan tanya jawab.
  • Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran tersebut.
  • Siswa diminta mencatatnya atau mempelajarinya kembali di rumah masing-masing.
2. Strategi Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan. Strategi Heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan Strategi Hueristik diharapakan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi Heuristik terbagi atas Diskoperi (terpaku pada guru) dan Inkuiri (dilepas oleh guru).
Contoh Proses Pembelajaran:
  • Seorang atau dua orang siswa disuruh mengukur keliling sebuah lingkaran yang terbuta dari bamboo, yang telah disiapkan guru, disaksikan oleh teman-temannya.
  • Siswa tersebut diminta menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 154 cm). Kegiatan seperti ini, jika diperlukan, dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain (untuk lebih menyakinkan hasilnya).
  • Siswa atau kelompok siswa lain diminta mengukur garis tengah lingkaran tadi dan menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 49 cm). Kegiatan ini pun bila diperlukan dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain.
  • Semua siswa diminta membagi bilangan 154 dengan bilangan 49.
  • Siswa diberi tugas menentukan keliling sebuah lingkaran yang telah diketahui garis tengahnya (umpamanya 14 cm)
Atas dasar pertimbangan pengaturan guru.
  1. Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar sejumlah siswa.
  2. Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topic tertentu.
Atas dasar pertimbangan jumlah siswa.
  1. Strategi Klasikal.
  2. Strategi Kelompok Kecil.
  3. Strategi Individual.
Atas dasar pertimbangan interaksi guru dengan siswa.
  1. Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
  2. Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.