Menghitung Harga Pokok Produksi |
Pengertian Harga Pokok Produksi menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2010:49), harga pokok produksi adalah : “Kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.”
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
- Menurut Mulyadi (2010:65) dalam perusahaan berproduksi umum, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk :
- Menentukan harga jual produk.
- Memantau realisasi biaya produksi.
- Menghitung laba atau rugi periodik.
- Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Unsur – unsur yang membentuk harga pokok produksi adalah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Pada umumnya biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung disebut juga dengan biaya utama (Prime Cost), sedangkan yang lainnya disebut biaya konversi (Conversion Cost). Biaya – biaya ini dikeluarkan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Yang termasuk kedalam unsur – unsur harga pokok produksi adalah sebagai berikut:
1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost) :
Berikut ini merupakan beberapa pengertian menurut para ahli mengenai biaya bahan baku:
Menurut Mulyadi (2010:275) adalah sebagai berikut:
“Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau dari pengolahan sendiri.
Sedangkan menurut Carter (2009:40) yang diterjemahkan oleh Krista adalah sebagai berikut:
“Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan baku merupakan unsur paling pokok dalam proses produksi.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
Berikut ini merupakan beberapa pengertian menurut para ahli mengenai biaya tenaga kerja langsung:
Menurut Carter (2009:40) yang diterjemahkan oleh Krista adalah sebagai berikut:
“Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.”
Sedangkan menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2010:12) adalah sebagai berikut:
“Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja langsung merupakan faktor penting berupa sumber daya manusia yang mempengaruhi proses pengelolaan bahan baku menjadi barang jadi pada suatu proses produksi dan biaya tenaga kerja merupakan upah yang diberikan kepada tenaga kerja dari usaha tersebut.
3. Biaya Overhead (Overhead Cost)
Berikut ini merupakan beberapa pengertian menurut para ahli mengenai biaya overhead:
Menurut Carter (2009:40) yang diterjemahkan oleh Krista adalah sebaga berikut:
“Biaya overhead pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak secara langsung ditelusuri ke output tertentu. Misalnya biaya energi bagi pabrik seperti gas, listrik, minyak dan sebagainya.”
Sedangkan menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2010:13) Biaya Overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen:
“Bahan Tidak Langsung (Bahan Pembantu atau Penolong) adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh: amplas, pola kertas, oli dan minyak pelumas, paku, sekrup dan mur,staples, asesoris pakaian, vanili, garam, pelembut, pewarna.
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah biaya tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contoh: Gaji satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik, gaji operator telepon pabrik, pegawai pabrik, pegawai bagian gudang pabrik, gaji resepsionis pabrik, pegawai yang menangani barang.
Biaya Tidak Langsung Lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contoh : Pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air, dan telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin dan pabrik, gaji akuntan pabrik, reparasi mesin dan peralatan pabrik.”